Kamis, 12 April 2018

RFID UNTUK ASSET TRACKING

RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya.

Komponen RFID
1. RFID Label: Berfungsi sebagai sarana identifikasi untuk benda yang dilabeli. Dalam setiap tag terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi seperti ID, lokasi atau informasi lainnya.

2. RFID Reader: berfungsi membaca sinyal yang diberikan oleh RFID Label dan mengubah informasi yang tersimpan di dalam label melalui frekuensi radio.

3. Software Aplikasi: Data yang telah dibaca akan di proses lebih lanjut menggunakan sebuah system sesuai dengan kebutuhannya.

Sistem pembaca RFID tidak memerlukan kontak langsung seperti sistem Barcode. RFID memiliki keunggulan dibandingkan dengan penggunaan barcode, Label RFID dapat dibaca jika pada jarak tertentu oleh RFID Reader, bahkan jika label tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan Barcode hanya dapat dibaca satu per satu.

Asset Tracking Dengan RFID
Teknologi RFID sangat membantu proses pelacakan aset (Asset Tracking) menjadi lebih efisien dan otomatis. Proses otomatisasi ini memudahkan proses Asset Tracking lebih efisien dibandingkan Sistem Barcode.
Perbandingannya bisa dilihat di bawah ini:

Sistem Barcode (kiri) Sistem RFID (kanan)




1. Sistem Barcode
Setiap barang ditempeli barcode label/tag sebagai sarana identifikasi. Saat proses pengecekan, digunakan barcode scanner untuk memindai barcode label pada setiap barang satu-per-satu.

2. Sistem RFID
Setiap barang ditempeli RFID label/tag sebagai sarana identifikasi. Saat proses pengecekan, RFID Reader mampu membaca semua barang dalam satu area secara bersamaan.

Automated Asset Tracking
Sistem RFID dapat memonitor dan mentracking keberadaan aset pada suatu tempat secara real time dan membantu saat melakukan proses stok opname dengan cepat dan tepat.
RFID juga dapat menjangkau aset-aset tidak terlihat yang tertutup oleh benda lain, misalnya: Laptop
di laci meja rak atau dalam lemari.

Keberadaan aset dapat di monitoring oleh rfid sehingga jika terjadi perpindahan asset keluar area RFID Reader akan mengirimkan sinyal, report atau alert untuk memberitakan perpindahan aset. RFID reader akan terus memantau keberadaan aset dalam jangkauannya secara real time, hal ini juga meminimalisir kesalahan dalam pelacakan dan meningkatkan keamanan.





CMMS ACTIVO Solusi Pemeliharaan Aset dan Inventory

Bidang maintenance mengalami perkembangan pesat seiring bertambahnya jumlah aset perusahaan yang harus dipelihara untuk menunjang produktivitas perusahaan.
Jumlah aset yang banyak dan bervariasi serta kompleksnya desain peralatan menuntuk teknik manajemen maintenance yang lebih baik tentang peranan dan tanjung jawab pemeliharaan.

CMMS (Computerized Maintenance Management Software) dapat di definisikan sebagai alat manajemen aset yang membantu dalam menjaga lingkungan kerja yang sepakat dan berjalan aman. Hal ini juga membantu dalam pengendalian biaya dan manajemen sumber daya yang efektif. Singkatnya, CMMS adalah perangkat lunak pemeliharaan yang membantu kita merekam semua operasi manajemen.

Fungsi Utama CMMS antara lain:
- Otomatisasi jadwal maintenance / pemeliharaan
- Pemeliharaan aset , spare part dan inventory pendukungnya.
- Menjaga database aset

CMMS Activo:
Fitur CMMS merupakan bagian dari modul Activo Asset management System yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan yang tentunya fitur ini sangat berguna dalam mendukung fitur-fitur manajemen aset yang sudah ada.

Work Order:
adalah pesan atau perintah suatu pekerjaan dalam internal maupun eksternal perusahaan berupa dokumen tertulis kepada pelaksana aktivitas pemeliharaan untuk diselesaikan. Work Order juga dapat digunakan untuk melaporkan pekerjaan pekerjaan yang sudah ataupun belum selesai dikerjakan.

Preventive maintenance: 
Pemeliharaan preventif dilakukan untuk mengurangi probabilitas kegagalan tidak terduga dan  meningkatkan kualitas dari peralatan-peralatan yang ada. Jenis pemeliharaan ini umumnya dilakukan saat kondisi peralatan dalam keadaan shutdown ataupun jika terjadi ganguan.